Minggu, 18 Mei 2014

Biografi Yayasan NURIS Jember


Hai, Perkenalkan nama saya Syafin Syafiqi tapi kalian bisa memanggil saya denga sebutan VQ..
Saya saat ini saya masih bersekolah di SMK NURIS Jember di jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan)..
Nah, sehubungan dengan sekolah, saya akan memperkenalkan tentang sekolah saya yaitu
 "PONPES NURIS Jember"..

NURIS (Nurul Islam) adalah sebuah sekolah swasta yang memiliki hampir seluruh lembaga seperti Play Group, MI "Unggulan" Fullday School, MTs, SMP, SMA, MA, SMK dan Pondok Pesantren Putra/i yang berlokasi di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.

Pesantren ini didirikan pada tahun 1981. Berdirinya pesantren ini bermula setelah KH. Muhyiddin Abdusshamad menikah dan setahun kemudian pindah dari JL. Bromo, Jember ke Antirogo, Sumbersari dengan maksud memanfaatkan lahan pertanian yang diwariskan orangtua dengan luas tanah sekitar 5 Hektar. Dengan tanah seluas itu, atas permintaan dari masyarakat, maka perlahan-lahan mulai didirikan pesantren atau sekolah pada tahun 1983. 

Mula-mula mereka mendirikan SMP. Karena pada waktu itu belum punya gedung sendiri, maka untuk kegiatan proses belajar mengajar, mereka melakukan kerjasama dengan sejumlah pendidikan Sekolah Dasar yang berdekatan dengan tanah mereka. Mereka diberi pinjaman ruang kelas untuk kelangsungan proses belajar mengajar. Kerjasama juga dilakukan dengan teman-teman dari Persis yang mendirikan sekolah SMP Al Furqon. Melalui kerjasama yang dibangun dengan sekolah al-Furqon, maka SMP yang dirikan pada waktu itu adalah kelas jauh dari SMP al-Furqon, Jember. Mereka juga melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah lain, misalnya, Muhammadiyah. 

Sekolah SMP yang mereka dirikan letaknya di pinggiran kota Jember, dan jalanan menuju ke sekolah waktu itu sangatlah sulit, karena jalanan belum diaspal dan jembatan yang ada tidak mungkin dilalui dengan sarana transportasi, sehingga sarana komunikasi menuju kota sangatlah sulit. Namun, setelah tahun 1986/1987, kesulitan-kesulitan itu berangsur-angsur mulai membaik, karena jalan-jalan menuju kota sudah diaspal, jembatan dibangun, sehingga komunikasi semakin lancar, maka sekolah kami lama-kelamaan dikenal masyarakat luas. Mereka mulai mendapat murid-murid yang datang dari berbagai daerah di Jember. Sebagian kecil murid-murid SMP ini tinggal di pesantren dan sebagian besar pulang ke rumah. 


Pada tahun 1989, mereka mendirikan SMA dan SMK Nuris.Karena pada waktu itu, nama NURIS sangat populer, sehingga masyarakat mudah menghafal. Tentu tidak sekadar itu saja, nama Nuris juga bagian dari strategi agar masyarakat tertarik, karena ada keinginan untuk menjadi modern.Kemudian Nurul Islam itu disingkat dengan NURIS dan masyarakat setuju. Seiring dengan perjalanan waktu mereka kemudian mendirikan TK dan Play Group. Kami tidak mendirikan SD, karena di lingkungan Antirogo sudah ada sekitar 6 sekolah SD yang berdekatan dengan kami. Mereka juga tidak mendirikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan pertimbangan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah itu tidak populer di masyarakat. Pernah ada salah satu murid yang melamar pekerjaan di salah satu tempat, namun karena ijazahnya Aliyah, kemudian ditolak dengan alasan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimaksud. Lulusan Madrasah Aliyah oleh masyarakat masih dipersepsikan sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama. Artinya, mereka tidak tahu bahwa di sekolah Aliyah juga diajari biologi, fisika, kimia dan seterusnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar